Mengenal
dan Melestarikan Budaya Lokal Cirebon
Kurnati,
Winda Eka Widyastuti, Lilis Dahliah, Nina Agustina, Ma’arif Ramadhan Sidiq
Mahasiswa
Unswagati Program Studi Pendidikan
Ekonomi
Abstrak
Dari sudut sejarah Cirebon merupakan kota perdagangan
di pesisir utara Pulau Jawa. Kota
Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Luas Kota Cirebon adalah 3.735,82 hektar atau ±37
km2. Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara
0-150 meter di atas permukaan laut. budaya khas kota Cirebon salah satunya yaitu
tari topeng, Tari topengdi ciptakan oleh Sultan Sunan Gunung Jati ketika
terjadi serangan dari Pangeran Welang dan adanya diplomasi kesenian sehingga
terbentuklah kelompok tari, dengan Nyi
Mas Gandasari sebagai penarinya. tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan
nama tari topeng dan masih berkembang hingga sekarang. Selain sebagai media
hiburan tarian ini juga pernah dijadikan media komunikasi dakwah islam di
Cirebon pada jaman dahulu.
Kata kunci : tari topeng, kota Cirebon
A.
Pendahuluan
Dari sudut sejarah Cirebon merupakan kota perdagangan
di pesisir utara Pulau Jawa. Kota
Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota
ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Letaknya yang berada di wilayah pantai
menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan
dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 3.735,82 hektar atau ±37
km2. Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara
0-150 meter di atas permukaan laut. Kota
Cirebon termasuk dalam iklim tropis dengan suhu udara rata-rata 28°C. Cirebon memiliki berbagai macam budaya khas
diantaranya: Tayuban, Tarling, Sintren, Tari topeng, Gambyung, Lukisan
kaca, Batik dan lain-lain.
Akan tetapi pada jaman
modern saat ini sangat jarang menemukan kebudayaan yang ada di Cirebon karena
tidak banyak generasi muda yang ingin melestarikan kebudayaan Cirebon oleh
karena itu generasi muda di Cirebon yang telah di pengaruh oleh budaya asing. Seperti:
Modern dance, K-pop, Hip hop, Tango, Balet dan lain-lain. Mereka lebih menyukai
budaya asing dibandingkan dengan budaya lokal. Hal ini sangat memperhatinkan
karena jika generasi muda tidak lagi mengenal budaya lokal maka lambat laun
budaya-budaya di Indonesia terancam punah.
B.
Kajian Pustaka
1. Pengertian
budaya lokal
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi .(kesusastraan Cirebon : Untung Raharjo, S.Sos, 2005:
hlm9) budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit yang termasuk system agama,
adat istiadat, bahasa ,perkakas , pakaian, bangunan dan karya seni. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas.Sedangkan Budaya
lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga
menjadi ciri khas dari sebuah kelompok masyarakat daerah..
2. Macam-macam
budaya lokal di Cirebon dan pengertiannya.
a.
Tayuban adalah kesenian yang lahir di lingkungan keraton dan
digunakan untuk menghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara penting
seperti perkawinan, peringatan ulang tahun dari anggota kerajaan.
b. Tarlingadalah
pertunjukan kesenian musik yang disertai dengan drama pendek tarling. Nama
tarling merupakan gabungan dari 2 jenis alat musik yaitu gitar dan suling.
c. Sintren
adalah kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.
Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian yang beraroma mistis/ magis yang bersumber
dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono yang bertemu dialam gaib
berkat bantuan bidadari yang merasuki tubuh sulasih yang mendadak menjadi
cantik dan akan menari jika ada alunan music dan akan jatuh jika tubuhnya
terkena uang logam dan akan sadar ketika ada pawing yang membacakan mantra.
d. Gambyungmerupakan sebuah pertunjukan yang biasanya
ada pada upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid
Nabi, Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah.
e. Batik adalah kerajinan yang memiliki
nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya
Jawa).Ciri khas batik Cirebon yaitu mega mendung. Pada jaman dahulu perempuan
menunjukkan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga
di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai
ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang
ini..
f. Tari
Topeng adalah salah satu tarian tradisional yang
berkembang di wilayah Parahyangan, Tari topeng di ciptakan oleh Sultan Sunan
Gunung Jati yang berasal dari Cirebon, ketika
Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon terjadilah serangan dari Pangeran
Welang dari karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang
diberinama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung
Jati tidak bisa menandinginya walaupun dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran
Cakrabuana, akhirnya sultan Cirebon melawan kesaktian Pangeran Welang dengan
cara diplomasi kesenian.
Berawal
dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas
Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran
Welang jatuh cinta kepada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu sebagai
pertanda cinta. Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran
Welang kehilanngan kesaktiannya dan kemudain menyerahkan kepada Sunan Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan
menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati yang ditandai dengan bergantinya nama
Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu,
tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan nama tari topeng dan masih
berkembang hingga sekarang. Selain sebagai media hiburan tarian ini juga pernah
dijadikan media komunikasi dakwah islam di Cirebon pada jaman dahulu. Tari Topeng adalah kesenian tari yang
menggunakan topeng diiringi oleh alunan musik, dan warna dari masing-masing
topeng tersebut menceminkan watak dari topeng yang digunakan merah berati
jahat, putih berarti baik. Jenis-jenis Masalah yang timbul dalam menumbuhkan rasa cinta
terhadap tari topeng.
a. Perubahan
pola hidup masyarakat yang lebih modern (lebih memilih kebudayaan yang baru)
Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat
lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan budaya lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal
tersingkir dimasa sekarang ini, misalnya dengan masuknya budaya asing yang
berasal dari televisi, internet yang memudahkan masyarakat untuk mengakses atau
mengetahui berbagai macam budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun
yang berasal dari luar negeri karena begitu mudah dan praktis untuk di akses
sehingga tak sedikit orang terpengaruh dan mengikuti kebiasaan budaya yang
dilihatnya yang biasanya berupa perilaku, ucapan sampai tarian lagu lagu juga
di ketahuinya.
b. Masuknya
budaya asing
Masuknya budaya asing adalah hal yang
wajar dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya
asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini, masuknya budaya
asing membawa dampak buruk bagi para remaja contonya para remaja
lebih menyukai lagu-lagu barat daripada kesenian tarling yang ada di daerah
Cirebon dengan alasan bahwa tarling tersebut identik dengan para orang tua
sehingga para remaja itu kurang cocok untuk mendengarkan tarling, selain itu
para remaja juga lebih menyukai menonton drama korea dari pada untuk menonton
tari topeng dengan alasan bahwa drama korea itu mudah dijumpai dan ceritanya
juga menarik sedangkan tari topeng hanya tarian saja dan sulit dimengerti apa
maksudnya.
c. Minimnya Kesadaran
terhadap budaya lokal
Seiring dengan
perubahan zaman mayoritas masyarakat tidak sadar akan hadirnya budaya lokal
yang muncul secara turun temurun dari pala leluhur terutama dikalang generasi
muda yang dipercaya akan memperbaiki nasib bangsa jika diarahkan ke jalan yang
benar. Generasi muda pada zaman saat ini hanya sedikit yang mengetahui kebudayaan
lokalyang ada di daerahnya tersebut .sisa nya generasi muda lebih membanggakan
dan mengagumi budaya yang berasal dari luar.
3. Cara
untuk melestarikan budaya
Melestarikan
kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya
kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh
Negara-negara lain. Penyakit masyarakat ini adalah terkadang tidak bangga
terhadap produk atau kebudayaan Negara
sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-buday luar yang sebenarnya tidak sesuai
dengan budaya kita. Budaya daerah banyak hilang dikikis jaman. Oleh sebab itu
kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita
baru bersuara ketika Negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka
curi secara diam-diam.
Selain
itu peran pemeintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting.
Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya
pelestarian budaya lokal. Pemerintah
harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya
pelestarian budaya. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas di dukung
adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap event-event tertentu.
4. Solusi
dalam memelihara budaya lokal Cirebon.
a. Memperkenalkan
macam- macam budaya lokal kepada masyarakat luas dengan cara mengadakan
festival-festival yang diselenggaran oleh pihak kesenian yang didukung oleh
pemerintah baik dalam penyediaan dana maupun fasilitas yang lainnya karena
kegiatan ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah dalam melestarikan
kebudayaan lokal.
b. Melalui
jalur pendidikan yang bermuatan lokal. Menerapkan ekstrakulikuler seperti tari
topeng, batik, lukis kaca, tarling, dan lain-lain.
c. Melalui
sanggar seni Mereka berusaha melestarikan budaya lokal .bekerja sama dengan
pemerintah, sekolah dan pihak lain dalam mempromosikan keahliannya tersebut
agar bisa memikat generasi muda yang mempunyai kesadaran terhadap budaya lokal
dan generasi muda yang berpikir positif yang penuh dengan rasa ingin tahu
terhadap budaya lokal tersebut, serta generasi muda yang aktif.sehingga melalui sanggar seni kebudayaan lokal
terselamatkan dari perubahan perilaku masyarakat.
C. Hasil Pembahasan
Penelitian yang menggunakan teknik
wawancara dan Kuesioner yang diajukan kepada Pelatih dan siswi sanggar seni
sekar pandan terutama pada kesenian tari topeng yang dilakukan pada hari Senin
tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 15.00 WIB.
1. Ketertatikan
terhadap Tari Topeng
Pada dasarnya untuk dapat lebih
mengenal dan dapat melestarikan budaya lokal atau budaya sendiri agar tidak
hilang serta dilupakan terutama oleh masyarakatnya sendiri.

Terdapat
5% siswa yang mengakui “Tidak Senang” terhadap tari topeng yang mayoritas
beralasan bahwa Tari topeng sangat melelahkan, dan terdapat 20% yang mengaku
“Cukup Senang” terhadap tari topeng karena Beralasan tari topeng sedikit
menghibur dan 30% mengaku “Senang” terhadap tari topeng karena dalam mempelajari tari topeng bisa menambah
pengalaman dan 45 % mengaku “Sangat Senang” dalam mempelajari tari topeng Karena tari topeng bisa mempererat tali
sillaturahmi dan bisa menambah pengalaman serta dengan mempelajari tari topeng
bisa melestarikan kebudayaan agar tidak punah dan diambil oleh Negara lain.
6. Kebanggaan
mempelajari tari topeng
Dengan
mempelajari tari topeng sama saja artinya melestarikan kebudayaan tersebut
sehingga patut berbangga untuk setiap orang yang dapat melakukannya, walau
hanya untuk mempelajari kebudayaan tersebut untuk diri sendiri maupun
kepentingan orang lain.

Pada
nomor 6 terdapat 5% siswa yang mengaku “Tidak Bangga” dalam mempelajari tari
topeng karena menurut mereka tari topeng itu biasa saja, terdapat 25% yang
mengaku “cukup bangga”dalam mempelajari tari topeng dikarenakan dapat mempelajari kebudayaan
lokal, terdapat 15% yang mengaku “Bangga” dalam mempelajari tari topengalasannya
karena dapat mengenal kebudayaan lokal, dan terdapat 55% yang mengaku “Sangat
Bangga” dalam mempelajari tari topengkarena dapat melestarikan kebudayaan
lokal.
10. Motivasi
Ekonomi
Mempelajari dan melestarikan tari topeng
dengan cara membuat kelas menari atau mengikuti sebuah festival perlombaan
dengan tujuan untuk mengenalkan kebudayaan tersebut kepada masyarakat lainnya
pada akhirnya akan menghasilkan suatu kebanggaan dan akan mendatangkan
pendapatan.

Pada
nomor 10 terdapat 100% yang mengaku Tidak memanfaatkan tari topeng sebagai
motivasi ekonomi.dikarenakan mempelajari tari topeng bukan untuk mencari penghasilan tetapi ada rasa ingin
melestarikan kebudayaan yang muncul dari dalam hati.
7. Motivasi
Internal
Dalam
mempelajari atau melestarikan tari topeng khususnya dimulai dari keinginan diri
sendiri yang akan memberikan semangat serta tanggung jawab kepada orang
tersebut untuk berlatih dan belajar bersungguh-sungguh sesuai keyakinan dan
keinginnnya.

Terdapat
80% yang mengatakan “Ya” mendapatkan motivasi internal karena mereka berlatih
tari topeng berasal murni dari keinginanya sendiri, dan 20% yang mengatakan
“Tidak” mendapatkan motivasi ekonomi karena mereka mempelajari tari topeng berasal
dari dorongan orang tua atau keinginan orangtua.
1. Dukungan
orang terdekat
Adanya
dukungan dari orang terdekat akan memberikan semangat kepada individu untuk
belajar lebih giat dan dapat memberikan kebanggaan kepada orang terdekat.

Terdapat
95% yang mengatakan “Ya” yang dalam arti mereka medapatkan motivasi eksternal karena mereka mendapat dukungan orang terdekat
seperti orang tua, dan terdapat 5% yang mengatakan “Tidak” mendapatkan motivasi
eksternal karena mereka tidak adayang mendukung dengan kata lain mereka kurang
medapatkan perhatian dari orang tua karena orang tua mereka sibuk.
1. Pandangan
teman – teman terhadap tari topeng yang dipelajari
Masih
banyak dari teman-teman atau masyarakat lainnya yang menganggap bahwa
mempelajari tari topeng itu sangat membanggakan , tetapi mereka tidak ingin
mempelajarinya.

Terdapat
65% yang mengatakan “Tidak Malu”dalam mempelajari tari topeng karena mereka menganggap bahwa menari topeng
itu sangat membanggakan dan sangat keren karena mereka bisa melakukan yang
mayoritas orang tidak bisa melakukannya,
terdapat 20% yang mengatakan “Cukup Malu” terhadap pandangan teman-teman karena tari
topeng tidak terkenal di jaman saat ini, terdapat 15 % yang mengatakan “Malu” ketika
ada temannya mengetahui dirinya bisa menari topeng yang biasanya dalam sekolah
mereka itu selalu di ledek., dan terdapat 0% yang mengatakan “Sangat Malu”artinya
tidak ada siswi yang benar-benar merasa sangat malu dalam melakukan latihan
tari topeng ketika bertemu dengan teman-temannya.
2. Penghargaan
yang diraih
Dengan
jerih payah siswi tari untuk berlatih menari topeng dilalui pada waktu yang
lama , setiap harinya dihiasi dengan suka duka yang dialami, akan terbayar
dengan sebuah Penghargaan yang diraihnya tentunya penghargaan tersebut sangat
membanggakan bagi dirinya maupun bagi kedua orang tuanya.

Terdapat
25% yang mengatakan “Ya” mendapatkan prestasi ketika mengikuti perlombaan yang
dilaksanakan oleh pihak kebudayaan maupun oleh pihak lainnya, yangrata-rata
mereka mendapatkan juara 1 dan 2. dan terdapat 75% yang mengatakan “Tidak” pernah
mendapatkan prestasi karena mereka belum mahir dalam melakukan gerakan tari
topeng sehingga tidak diikutkan dalam perlombaan-perlombaan tersebut.
2. Kesulitan
dalam mempelajari tari topeng
Pada
umumnya setiap kegiatan apapun pasti terdapat kesulitan dan hambatan. Begitu
juga dengan latihan tari topeng pasti selalu ada hal yang menghadang, seperti
dalam latihan tari topeng terkadang siswa merasa malas karena setiap gerakan
tari topeng terkadang ada yang sulit diikuti.

Terdapat
35% yang mengatakan “Tidak Sulit” ketika mempelajari tari topeng karena dalam
mempelajari tari topengnya dilakukan dengan rasa senang dan murni dari
keinginan diri sendiri, terdapat 40% yang mengatakan “Cukup Sulit” dalam
melakukan tari topeng karena di dalam gerakan tari topeng cukup sulit untuk
diikuti ketika gerakan tarinya cepat , terdapat 15% yang mengatakan “Sulit”dalam
melakukan tari topeng karena dalam
menghafal gerakan tari topeng membutuhkan waktu cukup lama, dan terdapat 10%
yang mengatakan “Sangat Sulit” dalam melakukan tari topeng karena banyak
gerakan yang harus sesuai dengan irama musiknya.
3. Jangka
waktu yang dibutuhkan
Waktu
dalam mempelajari tari topeng relatif lama. Karena memerlukan waktu tiga tahun
agar bisa menghafal semua gerakan tari topeng dan setiap enam bulan sekali
diadakan evaluasi agar setiap gerakan tari topeng serempak.

Terdapat 35% yang mengatakan “Tidak Lama”dalam mempelajari tari topeng karena dalam mempelajari tari topeng harus dengan bersunggu-sungguh memperhatikan setiap detail gerakan, terdapat 40% yang mengatakan “Cukup Lama” dalam mempelajari tari topeng karena dalam mempelajari tari topeng siswi kurang serius atau tidak fokus , terdapat 5% yang mengatakan “Lama” dalam mempelajari tari topeng karena dalam mengikuti pembelajaran tari topengnya tidak focus dan lambat dalam mempraktikan setiap gerakan tari topeng, dan terdapat 20% yang mengatakan “Sangat Lama” dalam mempelajari tari topeng karena untuk mempelajari tari topeng membutuhkan keseriusan, konsentrasi dan focus dan siswi tersebut mengalami kemalasan untuk mempelajari setiap gerakan tari topeng.
3. Tingkat
Kebosanan Siswa
Dalam
segala aktivitas apapun bisa saja seorang individu merasakan kebosanan dalam
melakukan aktivitas, begitu pula dalam melakukan latihan tari topeng, beberapa
siswa merasakan kebosanan yang berdampak pada tingkat kemalasan dalam berlatih
tari topeng.

Terdapat
75% yang mengatakan “Tidak Bosan” dalam melakukan latihan tari topeng, karena
mayoritas responden beranggapan bahwa tari topeng itu sangat mengasikan dan
tari topeng merupakan hobi dari para responden dan juga pelatih tari topeng
cukup menghibur, terdapat 20% responden yang mengatakan “Cukup Bosan” dalam
melakukan latihan tari topeng karena responden beranggapan bahwa latihan tari
topeng sedikit melelahkan, terdapat 5 % responden yang mengatakan “Bosan” dalam
melakukan latihan tari topeng karena latihan tari topeng gerakannya tidak
menantang dan memerlukan waktu yang sangat panjang untuk menguasai gerakan tari
topeng , dan terdapat 0% responden yang beranggapan bahwa tidak ada
responden yang menjawab.
Hasil Wawancara
Sanggar seni sekar pandan adalah sebuah sanggar yang
berlokasi di komplek keratonan kacirebonan yang bertempat di
Jl.pulasaren-cirebon yang didirikan pada tahun 1992 dan dikelola oleh putra
putri daerah keratonan kacirebonan. Dalam wawancara ini diajukan kepada pelatih
sanggar seni sekar pandan salah satunya yang
bernama Neni lahir pada tahun 1990an beralamat di Pilang mas dan telah
melatih di sanggar seni sekar pandan sejak 10 tahun yang lalu tepatnya pada
tahun 2005, berawal dari hobi yang ditekuni beliau beliau adalah lulusan
sanggar tersebut dan menjadi pelatih tari topeng.
D. Simpulan
Dari hasil penelitan diatas cara yang
dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal khususnya kesenian
tari topeng di cirebon dengan cara mengenalkan kesenian tari topeng melalui
sekolah- sekolah yang ada di Cirebon karena biasanya sekolah-sekolah di Cirebon
terdapat ekstrakulikuler kesenian tari topeng.
Selain itu para murid sanggar yang telah menguasai setiap gerakan tari
topeng mereka menyalurkan ilmu yang
didapatnya dengan cara melatih siswa seni agar bisa menguasai setiap gerakan
tari topeng selain itu para senior juga mengikuti acara festival dan pentas
seni. Solusi untuk memelihara budaya
lokal yaitu memotivasi siswa agar mencintai kesenian yang ada di Cirebon dan
mengajak masyarakat untuk mengenal kesenian melalui acara-acara kebudayaan.
E. Referensi
Prof. Dr. Suhrsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian. Cetakan ke 15.
Jakarta. PT Rineka Cipta. 2013.
Untung Rahardjo, S. Sos.
Kesusastraan Cirebon. Cirebon. Yayasan Pradipta. 2005
Naelah Hidayah.
2015. Sejarah Tari Topeng Cirebon. (Online) Tersedia:
Muhfajrii.
2013. Keragaman Budaya Daerah Cirebon. (Online) Tersedia:
Sanggar Seni Sekar
Pandan. 2014. Sanggar Seni Sekar Pandan.
(Online) Tersedia:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar