BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dari sudut sejarah Cirebon merupakan kota perdagangan di pesisir
utara Pulau Jawa.Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota
ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan
Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan
wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 3.735,82 hektar atau ±37 km2.
Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0-150
meter di atas permukaan laut. Kota
Cirebon termasuk dalam iklim tropis dengan suhu udara rata-rata 28°C. Cirebon memiliki berbagai macam budaya khas
diantaranya: Tayuban, Tarling, Sintren, Tari topeng, Gambyung, Lukisan
kaca, Batik dan lain-lain.
Akan tetapi pada
jaman modern saat ini sangat jarang menemukan kebudayaan yang ada di Cirebon
karena tidak banyak generasi muda yang mau melestarikan kebudayaan Cirebon oleh
karena itu generasi muda di Cirebon yang telah di pengaruh oleh budaya asing.
Seperti: Modern dance, K-pop, Hip hop, Tango, Balet dan lain-lain. Mereka lebih
menyukai budaya asing dibandingkan dengan budaya lokal. Hal ini sangat
memperhatinkan karena jika generasi muda tidak lagi mengenal budaya lokal maka
lambat laun budaya-budaya di Indonesia terancam punah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja masalah yang timbul ketika menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal
Cirebon ?
2. Bagaimana
peran murid sanggar dalam melestarikan budaya lokal Cirebon ?
3. Bagaimana
solusi dalam memelihara budaya lokal Cirebon ?
C. Tujuan
1. Untuk
dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya lokal Cirebon.
2. Untuk
mengetahui bagaimana peran murid sanggar dalam melestarikan budaya lokal
Cirebon.
3. Untuk
mengetahui solusi dalam memelihara budaya lokal Cirebon.
D. Manfaat
Berdasarkan penelitian yang penulis
adakan, terdapat beberapa manfaat untuk pembaca, penulis dan masyarakat.
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tambahan serta dapat dijadikan
bahan referensi dalam menambah wawasan pengetahuan mengenai pengertian budaya
lokal, macam-macam budaya lokal yang ada di daerah Cirebon.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
budaya lokal
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi .(kesusastraan Cirebon :
Untung Raharjo, S.Sos, 2005: hlm9) budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit yang termasuk system agama, adat istiadat, bahasa ,perkakas , pakaian,
bangunan dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas.Sedangkan
Budaya lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok
masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas dari sebuah kelompok masyarakat
daerah. Budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah atau
daerah dan mencerminkan keadaan sosial suatu wilayahnya atau daerahnya
yang berkembang secara turun temurun.
2. Macam-macam
budaya lokal di Cirebon dan pengertiannya.
a.
Tayuban adalah kesenian yang lahir di lingkungan keraton dan
digunakan untuk menghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara penting
seperti perkawinan, peringatan ulang tahun dari anggota kerajaan.
b. Tarlingadalah
pertunjukan kesenian musik yang disertai dengan drama pendek tarling. Nama
tarling merupakan gabungan dari 2 jenis alat musik yaitu gitar dan suling.
c. Sintren
adalah kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.
Kesenian ini terkenal di pesisir pantai utara Jawa Barat dan Jawa Tengah,
antara lain Cirebon, Indramayu, Jatibarang,
Majalengka, Kabupaten Kuningan, Banyumas dan Pekalongan. Kesenian
Sintren dikenal sebagai tarian yang beraroma mistis/ magis yang bersumber dari
cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono yang bertemu dialam gaib berkat
bantuan bidadari yang merasuki tubuh sulasih yang mendadak menjadi cantik dan
akan menari jika ada alunan music dan akan jatuh jika tubuhnya terkena uang
logam dan akan sadar ketika ada pawing yang membacakan mantra.
d. Gambyungmerupakan sebuah pertunjukan yang biasanya
ada pada upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid
Nabi, Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah.
e. Batik adalah kerajinan yang memiliki
nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya
Jawa).Ciri khas batik Cirebon yaitu mega mendung. Pada jaman dahulu perempuan
menunjukkan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,
sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan
sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam
bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir
yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak Mega Mendung,
dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum
lelaki. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya
boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai
pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para
penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa,
yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa Eropa juga mengambil minat kepada
batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal
(seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung
atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna
biru. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam
upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan
masing-masing.
f. Tari
Topeng adalah salah satu tarian tradisional yang
berkembang di wilayah Parahyangan, Tari topeng di ciptakan oleh Sultan Sunan
Gunung Jati yang berasal dari Cirebon, ketika
Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon terjadilah serangan dari Pangeran
Welang dari karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang
diberinama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung
Jati tidak bisa menandinginya walaupun dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran
Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon melawan kesaktian Pangeran Welang dengan
cara diplomasi kesenian. Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk
kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu
terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta kepada penari itu, dan menyerahkan
pedang Curug Sewu sebagai pertanda cinta. Bersamaan dengan penyerahan pedang
itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilanngan kesaktiannya dan kemudain
menyerahkan kepada Sunan Gunung Jati.
Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati yang
ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan.
Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan
nama tari topeng dan masih berkembang hingga sekarang. Selain sebagai media
hiburan tarian ini juga pernah dijadikan media komunikasi dakwah islam di
Cirebon pada jaman dahulu.
Tari Topeng adalah kesenian tari yang menggunakan topeng diiringi oleh
alunan musik, dan warna dari masing-masing topeng tersebut menceminkan watak
dari topeng yang digunakan merah berati jahat, putih berarti baik. Jenis-jenis
Tari Topeng Cirebon ada lima yaitu:
1. Tari
Topeng Panji
Yaitu jenis tari topeng
yang menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir, gerakannya halus dan
lembut dan tidak semua anggota badan di gerakkan. Topeng yang digunakan yaitu
berwarna putih mulus.
2. Tari
Topeng Samba
Yaitu jenis tari
topeng yang menggambarkan kelincahan manusia dimasa kanak-kanak , sikapnya lucu
lincah dan luwes. Topengnya berwarna putih dan sedikit terpancar kesan bandel.
3. Tari
Topeng Rumyang
Yaitu jenis tari
topeng yang menggambarkan kehidupan seorang remaja pada masa akhil baligh.
Warna topengnya putih sedikit warna merah.
4. Tari
Topeng Temanggung
Yaitu jenis tari
topeng yang menggambarkan manusia yang sudah menginjak dewasa dan telah
menemukan jati dirinya , sikapnya tegas, berkepribadian, bertanggung jawab, dan
memiliki jiwa korsa dan paripuna.
5. Tari
Topeng Kelana
Yaitu jenis tari
yang melambangkan sifat angkara murka yang terdapat pada diri manusia.
3. Masalah
yang timbul dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap tari topeng.
a. Perubahan
pola hidup masyarakat yang lebih modern (lebih memilih kebudayaan yang baru)
Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat
lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan budaya lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal
tersingkir dimasa sekarang ini, misalnya dengan masuknya budaya asing yang
berasal dari televisi, internet yang memudahkan masyarakat untuk mengakses atau
mengetahui berbagai macam budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun
yang berasal dari luar negeri karena begitu mudah dan praktis untuk di akses
sehingga tak sedikit orang terpengaruh dan mengikuti kebiasaan budaya yang
dilihatnya yang biasanya berupa perilaku, ucapan sampai tarian lagu lagu juga
di ketahuinya. Sedangkan budaya lokal itu sangat jarang di temukan yang akan
ada jika ada acara-acara tertentu saja yang tentunya dengan biaya yang sangat
besar.
b.
Masuknya budaya asing
Masuknya budaya asing adalah hal yang
wajar dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya
asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini, masuknya budaya
asing membawa dampak buruk bagi para remaja contonya para remaja
lebih menyukai lagu-lagu barat daripada kesenian tarling yang ada di daerah
Cirebon dengan alasan bahwa tarling tersebut identik dengan para orang tua
sehingga para remaja itu kurang cocok untuk mendengarkan tarling, selain itu
para remaja juga lebih menyukai menonton drama korea dari pada untuk menonton
tari topeng dengan alasan bahwa drama korea itu mudah dijumpai dan ceritanya
juga menarik sedangkan tari topeng hanya tarian saja dan sulit dimengerti apa
maksudnya. Sehingga para remaja tidak mau mempelajari budaya local karena
sangat sulit dilakukan, membutuhkan waktu lama tentunya juga karena jaman
sekarang ini masyarakat lebih bersifat materialistik sehingga untuk bisa
mempelajari budaya lokal membutuhkan biaya yang lumayan banyak.
c. Minimnya Kesadaran
terhadap budaya local
Seiring dengan
perubahan zaman mayoritas masyarakat tidak sadar akan hadirnya budaya lokal
yang muncul secara turun temurun dari pala leluhur terutama dikalang generasi
muda yang dipercaya akan memperbaiki nasib bangsa jika diarahkan ke jalan yang
benar. Generasi muda pada zaman saat ini hanya sedikit yang mengetahui
kebudayaan lokalyang ada di daerahnya tersebut .sisa nya generasi muda lebih
membanggakan dan mengagumi budaya yang berasal dari luar. Seperti mereka rela
mempelajari tari balet, modern dance, dll. tanpa melirik terhadap budaya yang
ada di daerahnya sehingga budaya lokal terancam punah.
4. Cara
untuk melestarikan budaya
Kebudayaan
dapat dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu:
a. Culture
experience
Merupakan
pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedallam sebuah
pengalaman cultural, jikan budaya tersebut berbentuk tarian maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan
berlatih dalam menguasai tarian tersebut dengan demikian setiap tahunnya selalu
dijaga kelestarian budaya tersebut.
b. Culture
knowledge
Merupakan
pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi
mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasikan kedalam banyak benuk. Tujuannya
adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu
sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para generasi muda
dapat mengetahui tentang kebudayaannya sendiri.
Selain
dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan
dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita dapat
mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh Negara-negara lain.
Penyakit masyarakat ini adalah terkadang tidak bangga terhadap produk atau
kebudayaan Negara sendiri. Kita lebih
bangga terhadap budaya-budaya
luar yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita. Budaya daerah banyak yang hilang dikikisjaman.
Oleh sebab itu kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya, akibatnya
kita baru bersuara ketika Negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang
mereka curi secara diam-diam.
Selain
itu peran pemeintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting.
Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya
pelestarian budaya lokal. Pemerintah
harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya
pelestarian budaya. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas di dukung adalah
penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap event-event tertentu. Semua
itu harusa dilakukan sebagai upaya pengenalan budaya lokkal kepada generasi
muda. Demikian juga dengan melalui jalur
pendidikan dengan muatan kecintaan terhadap budaya lokal.
5. Solusi
dalam memelihara budaya lokal Cirebon.
Dari beberapa masalah diatas terdapat
solusi agar budaya lokal bisa terus ada sampai kapannpun dengan cara
pelestarian, diantaranya yaitu:
a. Memperkenalkan
macam- macam budaya lokal kepada masyarakat luas dengan cara mengadakan
festival-festival yang diselenggaran oleh pihak kesenian yang didukung oleh
pemerintah baik dalam penyediaan dana maupun fasilitas yang lainnya karena
kegiatan ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah dalam melestarikan
kebudayaan lokal.macam- macam budaya lokalnya adalah sebagai berikut: tayuban,
gamyung, batik, lukis kaca, tarling, sintren , tari topeng dan lain-lain.
b. Melalui
jalur pendidikan yang bermuatan lokal. Menerapkan ekstrakulikuler seperti tari
topeng, batik, lukis kaca, tarling, dll. Agar generasi muda mengetahui dan
mempraktikan kebudayaan lokal pada kehidupan sehari-hari dan generasi muda yang
berbakat akan dikenali oleh masyarakat dengan keahlian nya dalam mempelajari
budaya lokal tersebut, sehingga ketika ada acara tertentu generasi muda
tersebut diminta untuk menampilkan kahliannya tersebut dan tentunya itu hal
yang sangat membanggakan.
c. Melalui
sanggar seni Mereka berusaha melestarikan budaya local dengan carabekerja sama
dengan pemerintah, sekolah dan pihak lain dalam mempromosikan keahliannya
tersebut agar bisa memikat generasi muda yang mempunyai kesadaran terhadap
budaya lokal dan generasi muda yang berpikir positif yang penuh dengan rasa
ingin tahu terhadap budaya lokal tersebut, serta generasi muda yang
aktif.sehingga melalui sanggar seni
kebudayaan lokal terselamatkan dari perubahan perilaku masyarakat.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Dalam penelitian kali ini
menggunakan metode Kuantitatif karena metode ini
bersifat ilmiah yang kongkrit, obyektif, terukur rasional dan sistematis karena
penelitian berupa angka – angka dan dianalisis menggunakan statistik dan
penelitiannya berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Selanjutnya menggunakan
metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis.
B.
Lokasi
Dalam penelitian ini
dilaksanakan di Sanggar seni sekar pandan
komplek keratonan kacirebonan Jl. Pulasaren No.74, sanggar seni sekar pandan
adalah sebuah sanggar yang berlokasi di komplek keratonan kacirebonan
Jl.pulasaren-cirebon yang berdiri pada tahun 1992 dan dikelola oleh putra putri
daerah keratonan kacirebonan sampai sekarang sanggar seni sekar pandan telah
melatih ratusan anak didik dan juga menjadi pusat pelestarian seni dan budaya
Cirebon. Sanggar seni sekar pandan juga telah banyak mendidik mahasiswa asing
dari berbagai Negara.
C.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan data yang
cirinya akan diduga dan pada penelitian
kali ini populasi yang berjumlah 210. Dan dalam
penelitian ini mengambil sampel data dari para murid di Sanggar tersebut sejumlah 20 murid.
D.
Kumpulan data
Pada penelitian kali ini menggunakan
teknik sebagai berikut:
Yang
terdiri dari kuesioner atau daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
siswi seni tari sekar pandan dan selanjutnya adalah teknik pengambilan data
melalui wawacara atau pengambilan data yang dilakukan secara tatap muka dengan
pelatihnya dan jawabannya akan dicatat dan dirangkum.
E. Teknik
Analisis Data
Dalam penelitaian ini untuk kuesioner
diambil dari pupulasi yaitu terdapat 20 responden yang nantinya akan diujikan
kepada 20 reponden tersebut yang nantinya hasil kuesioner tersebut akan
dijabarkan melalui diagram lingkaran .Untuk wawancara diajukan untuk pelatih
sanggar seni sekar pandan dan pelatih yang akan diwawancarai berjumlah 1 orang.
BAB
IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasilpenelitian
Penelitian yang menggunakan teknik
wawancara dan Kuesioner yang diajukan kepada Pelatih dan siswi sanggar seni
sekar pandan terutama pada kesenian tari topeng yang dilakukan pada hari Senin
tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 15.00 WIB.
1. Ketertatikan
terhadap Tari Topeng
Pada
dasarnya untuk dapat lebih mengenal dan dapat melestarikan budaya lokal atau
budaya sendiri agar tidak hilang serta dilupakan terutama oleh masyarakatnya
sendiri.

Terdapat
5% siswa yang mengakui “Tidak Senang” terhadap tari topeng yang mayoritas
beralasan bahwa Tari topeng sangat melelahkan, dan terdapat 20% yang mengaku
“Cukup Senang” terhadap tari topeng karena Beralasan tari topeng sedikit
menghibur dan 30% mengaku “Senang” terhadap tari topeng karena dalam mempelajari tari topeng bisa menambah
pengalaman dan 45 % mengaku “Sangat Senang” dalam mempelajari tari topeng Karena tari topeng bisa mempererat tali
sillaturahmi dan bisa menambah pengalaman serta dengan mempelajari tari topeng
bisa melestarikan kebudayaan agar tidak punah dan diambil oleh Negara lain.
2. Kebanggaan
mempelajari tari topeng
Dengan
mempelajari tari topeng sama saja artinya melestarikan kebudayaan tersebut
sehingga patut berbangga untuk setiap orang yang dapat melakukannya, walau
hanya untuk mempelajari kebudayaan tersebut untuk diri sendiri maupun
kepentingan orang lain.

Pada
nomor 6 terdapat 5% siswa yang mengaku “Tidak Bangga” dalam mempelajari tari
topeng karena menurut mereka tari topeng itu biasa saja, terdapat 25% yang
mengaku “cukup bangga” dalam mempelajari tari topeng dikarenakan dapat mempelajari kebudayaan
lokal, terdapat 15% yang mengaku “Bangga” dalam mempelajari tari topeng
alasannya karena dapat mengenal kebudayaan lokal, dan terdapat 55% yang mengaku
“Sangat Bangga” dalam mempelajari tari topeng karena dapat melestarikan
kebudayaan lokal.
3. Motivasi
Ekonomi
Mempelajari
dan melestarikan tari topeng dengan cara membuat kelas menari atau mengikuti
sebuah festival perlombaan dengan tujuan untuk mengenalkan kebudayaan tersebut
kepada masyarakat lainnya pada akhirnya akan menghasilkan suatu kebanggaan dan
akan mendatangkan pendapatan

Pada
nomor 10 terdapat 100% yang mengaku Tidak memanfaatkan tari topeng sebagai
motivasi ekonomi. dikarenakan mempelajari tari topeng bukan untuk mencari penghasilan tetapi ada rasa ingin
melestarikan kebudayaan yang muncul dari dalam hati.
4. Motivasi
Internal
Dalam
mempelajari atau melestarikan tari topeng khususnya dimulai dari keinginan diri
sendiri yang akan memberikan semangat serta tanggung jawab kepada orang
tersebut untuk berlatih dan belajar bersungguh-sungguh sesuai keyakinan dan
keinginnnya.

Terdapat
80% yang mengatakan “Ya” mendapatkan motivasi internal karena mereka berlatih
tari topeng berasal murni dari keinginanya sendiri, dan 20% yang mengatakan
“Tidak” mendapatkan motivasi ekonomi
karena mereka mempelajari tari topeng berasal dari dorongan orang tua
atau keinginan orangtua.
5. Dukungan
orang terdekat
Adanya
dukungan dari orang terdekat akan memberikan semangat kepada individu untuk
belajar lebih giat dan dapat memberikan kebanggaan kepada orang terdekat.

Terdapat
95% yang mengatakan “Ya” yang dalam arti mereka medapatkan motivasi
eksternal karena mereka mendapat
dukungan orang terdekat seperti orang tua, dan terdapat 5% yang mengatakan
“Tidak” mendapatkan motivasi eksternal karena mereka tidak ada yang mendukung
dengan kata lain mereka kurang medapatkan perhatian dari orang tua karena orang
tua mereka sibuk.
6. Pandangan
teman – teman terhadap tari topeng yang dipelajari
Masih
banyak dari teman-teman atau masyarakat lainnya yang menganggap bahwa
mempelajari tari topeng itu sangat membanggakan, tetapi mereka tidak ingin
mempelajarinya.

Terdapat
65% yang mengatakan “Tidak Malu”dalam mempelajari tari topeng karena mereka menganggap bahwa menari topeng
itu sangat membanggakan dan sangat keren karena mereka bisa melakukan yang
mayoritas orang tidak bisa melakukannya,
terdapat 20% yang mengatakan “Cukup Malu”
terhadap pandangan teman-teman karena tari topeng tidak terkenal di
jaman saat ini, terdapat 15 % yang mengatakan “Malu” ketika ada temannya
mengetahui dirinya bisa menari topeng yang biasanya dalam sekolah mereka itu
selalu di ledek., dan terdapat 0% yang mengatakan “Sangat Malu”artinya tidak
ada siswi yang benar-benar merasa sangat malu dalam melakukan latihan tari
topeng ketika bertemu dengan teman-temannya.
7. Penghargaan
yang diraih
Dengan
jerih payah siswi tari untuk berlatih menari topeng dilalui pada waktu yang
lama, setiap harinya dihiasi dengan suka duka yang dialami, akan terbayar
dengan sebuah Penghargaan yang diraihnya tentunya penghargaan tersebut sangat
membanggakan bagi dirinya maupun bagi kedua orang tuanya.

Terdapat 25% yang mengatakan “Ya”
mendapatkan prestasi ketika mengikuti perlombaan yang dilaksanakan oleh pihak
kebudayaan maupun oleh pihak lainnya, yangrata-rata mereka mendapatkan juara 1
dan 2. Dan terdapat 75% yang mengatakan
“Tidak” pernah mendapatkan prestasi karena mereka belum mahir dalam melakukan
gerakan tari topeng sehingga tidak diikutkan dalam perlombaan-perlombaan
tersebut.
8. Kesulitan
dalam mempelajari tari topeng
Pada
umumnya setiap kegiatan apapun pasti terdapat kesulitan dan hambatan. Begitu
juga dengan latihan tari topeng pasti selalu ada hal yang menghadang, seperti
dalam latihan tari topeng terkadang siswa merasa malas karena setiap gerakan
tari topeng terkadang ada yang sulit diikuti.
.

Terdapat
35% yang mengatakan “Tidak Sulit” ketika mempelajari tari topeng karena dalam
mempelajari tari topengnya dilakukan dengan rasa senang dan murni dari
keinginan diri sendiri, terdapat 40% yang mengatakan “Cukup Sulit” dalam
melakukan tari topeng karena di dalam gerakan tari topeng cukup sulit untuk
diikuti ketika gerakan tarinya cepat , terdapat 15% yang mengatakan
“Sulit”dalam melakukan tari topeng
karena dalam menghafal gerakan tari topeng membutuhkan waktu cukup lama,
dan terdapat 10% yang mengatakan “Sangat Sulit” dalam melakukan tari topeng
karena banyak gerakan yang harus sesuai dengan irama musiknya.
9. Jangka
waktu yang dibutuhkan
Waktu
dalam mempelajari tari topeng relatif lama. Karena memerlukan waktu tiga tahun
agar bisa menghafal semua gerakan tari topeng dan setiap enam bulan sekali
diadakan evaluasi agar setiap gerakan tari topeng serempak.

Terdapat
35% yang mengatakan “Tidak Lama”dalam mempelajari tari topeng karena dalam mempelajari tari topeng harus
dengan bersunggu-sungguh memperhatikan setiap detail gerakan, terdapat 40% yang
mengatakan “Cukup Lama” dalam mempelajari tari topeng karena dalam
mempelajari tari topeng siswi kurang serius atau tidak fokus, terdapat
5% yang mengatakan “Lama” dalam mempelajari tari topeng karena dalam mengikuti
pembelajaran tari topengnya tidak focus dan lambat dalam mempraktikan setiap
gerakan tari topeng, dan terdapat 20%
yang mengatakan “Sangat Lama” dalam mempelajari tari topeng karena untuk
mempelajari tari topeng membutuhkan keseriusan, konsentrasi dan focus dan siswi
tersebut mengalami kemalasan untuk mempelajari setiap gerakan tari topeng.
10. Tingkat
Kebosanan Siswa
Dalam
segala aktivitas apapun bisa saja seorang individu merasakan kebosanan dalam
melakukan aktivitas, begitu pula dalam melakukan latihan tari topeng, beberapa
siswa merasakan kebosanan yang berdampak pada tingkat kemalasan dalam berlatih
tari topeng.

Terdapat
75% yang mengatakan “Tidak Bosan” dalam melakukan latihan tari topeng, karena
mayoritas responden beranggapan bahwa tari topeng itu sangat mengasikan dan
tari topeng merupakan hobi dari para responden dan juga pelatih tari topeng
cukup menghibur, terdapat 20% responden yang mengatakan “Cukup Bosan” dalam
melakukan latihan tari topeng karena responden beranggapan bahwa latihan tari
topeng sedikit melelahkan, terdapat 5 % responden yang mengatakan “Bosan” dalam
melakukan latihan tari topeng karena latihan tari topeng gerakannya tidak
menantang dan memerlukan waktu yang sangat panjang untuk menguasai gerakan tari
topeng, dan terdapat 0% responden yang beranggapan bahwa tidak ada
responden yang menjawab.
.
B. Hasil
Wawancara
Sanggar seni sekar pandan adalah sebuah sanggar yang
berlokasi di komplek keratonan kacirebonan yang bertempat di
Jl.pulasaren-cirebon yang didirikan pada tahun 1992 dan dikelola oleh putra
putri daerah keratonan kacirebonan. Dalam wawancara ini diajukan kepada pelatih
sanggar seni sekar pandan salah satunya yang
bernama Neni lahir pada tahun 1990an beralamat di Pilang mas dan telah
melatih di sanggar seni sekar pandan sejak 10 tahun yang lalu tepatnya pada
tahun 2005, berawal dari hobi yang ditekuni beliau beliau adalah lulusan
sanggar tersebut dan menjadi pelatih tari topeng.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitan diatas cara
yang dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal khususnya
kesenian tari topeng di cirebon dengan cara mengenalkan kesenian tari topeng
melalui sekolah- sekolah yang ada di Cirebon karena biasanya sekolah-sekolah di
Cirebon terdapat ekstrakulikuler kesenian tari topeng. Selain itu para murid sanggar yang telah
menguasai setiap gerakan tari topeng mereka menyalurkan ilmu yang didapatnya
dengan cara melatih siswa seni agar bisa menguasai setiap gerakan tari topeng
selain itu para senior juga mengikuti acara festival dan pentas seni. Solusi untuk memelihara budaya lokal yaitu
memotivasi siswa agar mencintai kesenian yang ada di Cirebon dan mengajak
masyarakat untuk mengenal kesenian melalui acara-acara kebudayaan.
B. Saran
Agar masyarakat mencari tahu apa saja kebudayaan
yang ada di Cirebon dan lebih menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya lokal
yang ada di Cirebon khususnya kesenian tari topeng. Mengurangi kecintaan terhadap budaya asing
yang pada saat ini sedang menjadi kesukaan para remaja di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar