BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Di dalam
perkembangan bisnis saat ini persaingan semakin ketat dan dunia bisnis mengarah kepada bisnis yang inovatif, kreatif,
efektif dan efisien. Dalam jaman globalisasi ini semuanya harus serba cepat dan
konsumen menginginkan semua produk baik barang dan jasa yang memiliki kualitas
serta mutu yang baik, perusahaan merupakan sebuah elemen penting dalam bisnis
karena perusahaan dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat dan bisa
membangun ekonomi di sebuah daerah.
Dalam
perkembangannya saat ini perusahaan telah melakukan segala strategi untuk bisa
tetap hidup, berkembang dan maju. Perusahaan pada saat ini bersaing dengan
ketat untuk mendapatkan konsumen dan pasar guna membuat perusahaan mereka maju
melalui banyak strategi dan kebijakan diantaranya yaitu: kombinasi bisnis
bertahap dan divestasi. Kombinasi bisnis bertahap pada jaman sekarang banyak
dilakukan karena mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.Kombinasi
bisnis bertahap dapat terjadi jika entitas induk ingin menguasai sepenuhnya
sahamentitas anak. Dalam hal ini, entitas induk melakukan transaksi dengan pemegang
saham minoritas atau nonpengendali.
Kombinasi bisnis
bertahap dilakukan guna membuat perusahaan itu menjadi besar dan memperoleh
pasar yang luas, selain itu perusahaan induk akan mempunyai kuasa penuh
terhadap kepemilikan saham yang ada di perusahaan anak karena pengendalian
penuh perusahaan anak ada di perusahaan induklah yang menentukan segala
kebijakan dan strategi bagi perusahaan anak.
Selain itu
sebuah perusahaan dalam persaingannya bisa melakukan divestasi yaitu melakukan
penjualan saham anak milik perusahaan induk, jadi divestasi tersebut mengurangi
kepemilikan perusahaan induk atas perusahaan anak.Divestasi tersebut dilakukan
karena sebuah perusahaan telah bisa mandiri dan mencoba untuk membesarkan
perusahaan tersebut, baik kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi semuanya
mempunyai keuntungan masing-masing bagi sebuah perusahaan.
Perusahaan yang
ada saat ini melakukan kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi karena
tuntutan dari era saat ini yang mengharuskan sebuah perusahaan memikirkan
strategi dan langkah yang baik untuk dilakukan bagi perusahaan guna tetap bisa
mendapatkan keuntungan dan bisa bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam melakukan
kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi sebuah perusahaan harus bisa
menganalisis segala kemungkinan yang akan terjadi apabila mereka melakukan
kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi, tentu dalam mengambil keputusan itu
perusahaan harus melakukan rapat korrdinasi terlebih dahulu antara pemegang
saham dewan direksi dan komisaris melalui sebuah rapat.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
kombinasi bisnis bertahap terjadi?
2.
Apa
pengertian dari pendapatan praakusisi?
3.
Apa
yang di maksud dengan divestasi saham?
4.
Apa
saja motif yang mendorong perusahaan melakukan divestasi?
5.
Bagaimana
langkah-langkah dalam melakukan divestasi?
6.
Perusahaan
apa saja yang melakukan kombinasi bisnis bertahap dan divestasi?
C.
Tujuan
makalah
1.
Untuk
mengetahui bagaimana kombinasi bisnis bertahap dapat terjadi
2.
Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan divestasi saham
3.
Untuk
mengetahui motif yang mendorong perusahaan melakukan divestasi
4.
Untuk
mengetahui pengertian dari pendapatan akusisi
5.
Dapat
mengetahui langkah-langkah dalam melakukan divestasi
6.
Dapat mengetahui contoh perusahaan yang melakukan
divestasi
D.
Manfaat
Bisa menambah
pengetahuan informasi tentang kombinasi bisnis bertahap dan divestasi serta
mengetahui perusahaan-perusahaan yang melakukan kombinasi bisnis bertahap dan
divestasi, bisa mendorong pembaca melakukan strategi kombinasi bisnis bertahap
dan divestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kombinasi
Bisnis Bertahap dan Pendapatan Praakuisisi
Kombinasi bisnis
bertahap terjadi jika entitas induk ingin menguasai sepenuhnya saham entitas
anak dalam hal ini entitas induk melakukan transakasi dengan pemegang saham
minoritas atau nonpengendali.Dalam suatu akuisisi, apabila pemegang saham
minoritas perusahaan target tidak menyetujuinya, UU No.40 Tahun 2007 pasal 62
Tentang Perseroan Terbatas “memberikan hak untuk meminta peseroan terbatas
membeli sahamnya pada harga yang wajar, jika pemegang saham tidak menyetujui
rencana tersebut”.
Pendapatan praakuisisi, hak entitas induk atas laba
dan deviden entitas anak diperhitungkan sejak tanggal akuisisi. Misalkan
akuisisi saham yang menimbulkan hak pengendalian berlaku efektif tanggal 1
April , sehingga pendapatan investasi untuk tahun berjalan adalah 9 bulan.
Jadi, laba perusahaan induk atau laba konsolidasi dari sudut pandang perusahaan
induk adalah :
Laba entitas induk + pendapatan
investasi atas laba entitas anak untuk 9 bulan.
Laporan
konsolidasi pada dasarnya juga dibuat atas periode 9 bulan laporan keuangan
entitas anak. Jadi,laba konsolidasi versi kertas kerja adalah :
Laba entitasinduk periode 1 tahun
|
Xxx
|
Laba entitas anak untuk 9 bulan terakhir
|
Xxx
|
Laba kepentingan nonpengendali periode 9 bulan
|
(xxx)
|
Laba konsolidasi tahun berjalan
|
Xxx
|
Pendapatan
Praakuisisi merupakan pendapatan yang seharusnya diperoleh entitas induk
sebelum tanggal akuisisi, misalkan entitas induk mengakuisisi 90% entitas anak
tanggal 1 Aprl 2013. Laba entitas anak tahun 2013 sebesar Rp 120.000.000,00
diperoleh merata sepanjang tahun. Laba entitas induk tahun 2013 adalah Rp
200.000.000,00.
|
Dasar 9 Bulan
|
Dasar 1 Tahun
|
Laba Entitas Induk periode 1 tahun
|
Rp 200.000.000,00
|
Rp 200.000.000,00
|
Laba entitas anak
|
Rp 90.000.000,00
|
Rp 120.000.000,00
|
Pendapatan Praakuisisi ( 3/12 X 90% X 120.000.000,00
)
|
-
|
(Rp 27.000.000,00)
|
Laba kepentingan nonpengendali
|
(Rp 9.000.000,00)
|
Rp 12.000.000,00)
|
Laba Konsolidasi tahun 2013
|
Rp 281.000.000,00
|
Rp 281.000.000,00
|
Pendapatan
Praakuisisi diperlakukan sebagai pengurang laba konsolidasi jika kombinasi
bisnis atau Reakuisisi dilaukan bukan pada awal tahun.
Contoh : pada tanggal 5 Januari
2012, PT India mengakuisisi kembali 10 % kepentingan equitas PT Armenia yang
memberikan PT India pengendalian atas PT Armenia. Hal inilah yang disebut
sebagai kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap atau disebut juga
akuisisi bertahap.
PSAK 22 revisi 2010 mensyaratkan dilakukanya penilaian
investasi kembali pada saat terjadi kombinasi bisnis bertahap.Dalam hal ini
pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan equitas yang dimiliki
sebelumnya atas pihak yang diakuisisi sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi
dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.
Contoh : pada tanggal 5 Januari 2012, PT India
memiliki investasi Rp 4,36 M atas 40% saham biasa PT.Armenia. kekayaan PT
Armenia pada tanggal tersebut adalah Rp 11 M atas 1 Jt lembar saham. Selisih
nilai investasi dan nilai buku yang dimiliki disebabkan oleh goodwill. Pada
tanggal tersebut PT India mengakuisisi 15% lagi saham PT Armenia dengan harga
Rp 1,71 M. Selisih investasi dengan nilai buku yang dimiliki sebesar Rp 1,65 M
(15% x 11 M) disebabkan goodwill sebesar 60 Jt atas akuisisi 15% ini, PT India
mencetak peningkatan nilai investasi sebesar harga akuisisi sebagai berikut :
Investasi dalam saham PT Armenia
Rp 1,70 Jt
Kas Rp 1,70 Jt
Sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 22 revisi 2010,
kombinasi bisnis bertahap mensyaratkan nilai investasi yang telah ada, yakni
sebesar 40%, dinilai berdasarkan nilai wajar dengan merujuk pada harga akuisisi
tanggal 5 Januari 2012 .
PT Armenia sebesar 60 Jt merupakan goodwill atas 15%
kepemilikan akuitas PT Armenia sehingga total goodwill harus dikalkulasi
kembali untuk harga akuisisi atas 100% equitas PT Armenia. Harga akuisisi 100%
equitas PT Armenia adalah 1,71 M atau 15% = 11,4 M. Jadi, nilai total goodwill
adalah 400 Jt yakni selisih harga akuisisi atas dasar 100 % kepemilikan dengan
total nilai buku kekayaan PT Armenia cara lain adalah dengan membagi goodwill
yang timbul dari akuisisi bertahap pada tanggal 5 Januari 2012 dengan 15 %
kepemilikan ( Rp 60 Jt / 15% = 400 Jt) karena kepemilikan 40% PT India
sebelumnya atas equitas PT Armenia, maka nilai investasi atas kepemilikan 40%
tersebut adalah 40% x 11,4 M = Rp 4,6 M. karena nilai investasi yang tercatat sebesar
Rp 4,36 M terdapat kenaikan nilai investasi sebesar 200 Jt ( Rp 4,56 M – Rp
4,36 M ). PSAK 22 mensyaratkan kenaikan nilai investasi ini dicatat sebagai
keuntungan dengan jurnal sebagai berikut :
Investasi Rp 200 Jt
Keuntungan Rp 200 Jt
Jadi, total nilai investasi setelah nilai akuisisi
bertahap adalah 6,27 M( Rp 4,56 M + Rp 1,71 M). jumlah ini sama dengan `55%
dari total harga akuisisi yakni 11,4 M yang dihitung sebelumnya. Dalam periode
laporan sebelumnya pihak pengakuisisi mungkin telah mengakui perubahan nilai
atas kepentingan equitasnya pada pihak yang diakuisisi dalam pendapatan
komprehensif lainnya.Misalkan PT India mencatat 45% kepemilikan equitas atas PT
Armenia dalam bentuk “Surat Berharga Tersedia untuk Dijua”.Surat berharga
klasifikasi tersedia untuk dijual berdasarkan PSAK 22 harus dinilai pada fair
value(nilai wajar) dimana selisih antara harga perolehan dengan nilai wajar
disajikan di sisi ekuitas sebagai pendapatan komprehensif lainnya.
Misalkan dalam sisi ekuitas neraca PT India per 31 /12 / 2011 terdapat
Pendapatan Komprehensif lainnya sebesar Rp 50 Jt atas penilaian investasi dalam
45% ekuitas PT pengendalian, PT India harus mereklasifikasi pendapatan
komprehensif lainnya sebesar 50 Jt tersebut menjadi keuntungan dengan jurnal sebagai
berikut :
Selisih penilaian – Surat Berharga Tersedia untuk Dijual Rp
50 Jt
Keuntungan Rp 50 Jt.
PSAK 22 juga mengatur bahwa untuk setiap kombinasi
bisnis, pihak pengakuisisi mengukur kepentingan nonpengendali pada pihak yang
diakuisisi, baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan
nonpengendali atas asset neto terindetifikasi kepentingan nonpengendali adalah
45% dari kekayaan yang dimiliki, yakni Rp 4,95 M (45% x Rp 11 M) ditambah
alokasi goodwill untuk kepentingan nonpengendali sebesar Rp 180 Jt (45% x 400
Jt), sehingga total kepentingan nonpengendali Rp 5,13 M.
Misalkan dalam tahun 2012 PT Armenia mengumumkan laba
sebesar Rp 600 Jt dan terjadi penurunan nilai goodwill Rp 100 Jt, sehingga pendapatan investasi PT India
periode 2012 adalah sebagai berikut :
Laba dari entitas anak 55%
|
Rp 330.000.000
|
Penurunan nilai goodwill 55%
|
( Rp 55.000.000)
|
Pendapatan investasi
|
Rp 275.000.000
|
Karena itu, nilai investasi per 31/12/2012 adalah sebagai berikut :
Investasi 1/1/2012
|
Rp 4.360.000.000
|
Penilaian atas nilai wajar
|
Rp 200.000.000
|
Akuisisi 5/1/2012
|
Rp 1.710.000.000
|
Pendapatan investasi
|
Rp 275.000.000
|
Invetasi 31/12/2012
|
Rp 6.545.000.000
|
Sedangkan laba kepentingan nonpengendali adalah sebagai berikut :
Laba PT Armenia 45%
|
Rp 270.000.000
|
Penurunan nilai goodwill 45%
|
(Rp. 45.000.000)
|
Laba kepentingan nonpengendali
|
Rp 225.000.000
|
Kertas kerja
konsolidasi PT India dan PT Armenia untuk periode yang berakhir 31/12/2012
disajikan dalam Peraga 7-2. Adapun jurnal eliminasi yang diperlukan dalam
kertas kerja konsolidai adalah sebagai berikut :
1.
Eliminasi pendapatan dari entitas anak dan laba dibagi anak
sebesar Rp275.000.000
Pendapatan dari PT Armenia Rp275.000.000
Investasi dalam saham Rp275.000.000
2.
Alokasi
laba kepentingan non pengendali
Laba kepentingan non
pengendali Rp225.000.000
Kepentingan non
pengendali Rp
225.000.000
3.
Eliminasi
saldo awal
Modal saham Rp8.000.000.000
Laba Ditahan Rp3.000.000.000
Goodwill Rp400.000.000
Investasi Dalam
Saham Rp6.270.000.000
Kepentingan
Nonpengendali Rp5.130.000.000
4. Penurunan Nilai Goodwill
Beban Operasi Rp
100.000.000
Goodwill Rp
100.000.000
B.
Pengertian
Divestasi
Divestasi (divestment
or divestiture) dapat
didefiniskan sebagai pengurangan aset perusahaan untuk pertimbangan tujuan
finansial, etika atau politis; serta penjualan atau pelepasan porsi bisnis yang
telah berjalan. Divestasi ini merupakan kebalikan dari tindakan investasi, dapat
pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.
Divestasi dalam perusahaan menyebabkan berkurangnya hak
induk atas laba dan deviden anak,kemudian nilai buku investasi dalam saham ya g
dijual harus dihitung pada tanggal penjualan, apabila harga jual lebih tinggi
dari nilai investasi saham yang dijual maka entitas induk mendapat laba penjualan, tetapi sebaliknya
apabila harga jual lebih rendah dari nilai investasi saham yang dijual maka
perusahaan akan merugi.
C.
Motif
perusahaan melakukan divestasi
1. perusahaan
akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan bagian dari
bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada
area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak,
Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis
yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
2. Divestasi
perusahaan dilakukan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi
perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat
memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk
berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan
untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
3. perusahaan
yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi
daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah
nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan
dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat
keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga
daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
4. Pada unit bisnis tersebut tidak menguntungkan
lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence
perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar, maka
dilakukanlah divestasi
D. Langkah-langkah
strategi divestasi
Sangat penting untuk
suatu perusahaan memiliki strategi divestasi yang excellent atau piawai sehingga menghasilkan
eksekusi divestasi dengan nilai tambah. Istilahnya, ada yang menyebutkan
sebagai “divestment for value”. dapat disampaikan tips langkah-langkah praktis dalam strategi
divestasi berikut ini:
1. Tetapkan
kesepakatan bisnis utama.
Perusahaan
pada umumnya sejalan dengan membesar aset bisnisnya memiliki dorongan untuk
berekspansi, dari satu bisnis kepada bisnis-bisnis lainnya, terus dan semakin
menggurita menjadi semacam konglomerasi kecil. Dalam hal ini, disarankan untuk
perusahaan melakukan business
portfolio review secara
berkala bagaimana definisi core
business bagi manajemen dan
sampai sejauh mana ekspansi itu diperkenankan melebar. Manajemen senior dan
pemilik perlu bersepakat untuk perusahaan fokus kepada keunggulan utama yang
memiliki pasar konsumen terbaik dalam jangka panjang. Untuk ini jangan pelit
untuk mengadakan riset yang komprehensif demi analisis yang men-detail.
2.
Bentuk team yang capable.
Team professional harus dibentuk
yang mencakup berbagai aspek: keuangan, organisasi, pasar, strategi, dll.
Tujuannya adalah menelurkan analisis bagaimana bertahan di bisnis inti secara profitable dan berjangka panjang serta
rekomendasinya.
3. Berani
eksekusi dengan rasional.
Keberanian
eksekusi yang rasional itu diperlukan demi penyelamatan usaha di masa mendatang.
Amputasi itu demi menyelamatkan nyawa seorang pasien sangat diperlukan,
walaupun itu pedih rasanya dan dampaknya. Demikian juga suatu eksekusi yang
rasional atau penuh pertimbangan dapat dilaksanakan secara berarti (significant)
dan dengan segera.
Strategi
divestasi tidak berhenti di tingkat eksekusi tetapi –seringkali ini yang lebih
penting- sampai dirancangkan bagaimana langkah-langkah selanjutnya. Ini yang
menentukan dan memberi nilai kesuksesan pada tindakan divestasi.
E. Bentuk- bentuk Divestasi
1. sell- off
Transaksi divestasi yang terjadi antra dua perusahaan independen. Divestasi
ini melibatkan seluruh perusahaan atau
beberapa unit bisnis,divisi atau lini produk.
2. spin-off
menjual saham anak perusahaan sebagai perusahaan yang memiliki
nilai tersendiri dipasar saham
3. Equity Carve-Out
hampir sama dengan spin-off, tetapi hanya menjual sebagian kecil
saham anak perusahaan tersebut sehingga perusahaan induk masih
memiliki kendali atas anak perusahaan tersebut
F.
Divestasi
di awal tahun
Misalkan PT
India melepaskan investasinya efektif tanggal 1 januari 2014 nilai investasi
pada tanggal tersebut adalah 8.582.875.000 atau merupakan nilai investasi per
31/12/2013 yang telah dijelaskan sebelumnya.penjualan 14% saham PT Armenia yang
dimiliki setara dengan 0,2 dari nilai investasi yang dimiliki atau
Rp.716.575.000 (0,2 x Rp 8.582.875.000).pelepasan pada harga Rp. 1,75 Miliar
menghasilkan keuntungan Rp. 33.425.000.pelepasan investasi tersebut menyebabkan
kepemilikan PT India atas saham PT Armenia 14% atau menjadi 56%.
Pendapatan
investasi PT.India tahun 2014 di hitung dengan presentase kepemilikan 56%
sebagai berikut:
Laba entitas anak (56% X 600 juta)
|
Rp.336.000.000,00
|
Penurunan nilai goodwill tahun (56% X 61.250.000)
|
(34.300.000,00)
|
Pendapatan investasi
|
Rp. 301.700.000,00
|
Sedangkan nilai investasi
pada akhir tahun 2014 menjadi sebagai berikut:
Investasi 31/12/2013
|
Rp8.582.875.000
|
Pelepasan
|
(Rp1.716.575.000)
|
Investasi 1/1/2014 setelah pelepasan
|
Rp 6.866.300.000)
|
Pendapatan investasi
|
Rp 301.700.000
|
Deviden (56% X 200 juta)
|
(Rp. 112.000.000)
|
Investasi 31/12/2014
|
Rp 7.056.000.000
|
Kertas kerja konsolidasi PT. India dan PT. Armenia disajikan dalam
peraga 7-4.
Jurnal eliminasi dalam ketas kerja konsolidasi tersebut di jelaskan
sebagai berikut:
1.
Pendapatan
dari entitas anak dan deviden entitas anak.
Pedapatan dari PT.Armenia Rp.
301.700.000
Deviden Rp.
112.000.000
Investasi dalam PT.Armenia Rp.
189.700.000
2.
Aloksi
laba kepentingan nonpengendali
Laba entitas
anak Rp.600 juta X 44%
|
Rp. 264.000.000
|
Penurunan nilai goodwill 44%X 61.250.000
|
Rp. (26.950.000)
|
Laba kepentingan nonpengendali
|
Rp.237.050.000
|
Dividen
Rp.88.000.000
Kepentingan
nonpengendali Rp.149.050.000
3.
Eliminasi saldo awal
Modal saham Rp.8.000.000.000
Laba ditahan Rp.
4.100.000.000
Goodwill Rp.161.250.000
Investasi dalam PT Armenia Rp. 6.866.300.000
Kepentingan
nonpengendali Rp.5.394.950.000
4. Penurunan
nilai goodwill
Beban operasi Rp.
61.250.000
Goodwill Rp.
61.250.000
G.
Divestasi dalam Tahun Berjalan
Dalam kas sebelumnya, misalkan PT. India
menjual 20% investasinya atas saham PT. Armenia tanggal 1 April 2014, sehingga
nilai buku investasi yang dijual harus ditetapkan pada tanggal divestasi (1
April 2014) dengan perhitungan sebagai berikut :
Investasi 31/12/2013
|
Rp. 8.582.875.000
|
Pendapatan Investasi 1/1-1/4 2014 (70%
x 600 jt x 3/12)
|
Rp. 105.000.000
|
Investasi ¼ 2014
|
Rp.8.687.875.000
|
Divestasi 20%
|
(Rp. 1.737.575.000)
|
Harga divestasi sebesar Rp. 1.75 M atas
nilai buku Rp. 1.737.575.000 menimbulkan kerugian pada PT. India sebesar Rp.
12.425.000.Persentase kepemilikan saham entitas anak mengalami perubahan pada
tahun berjalan, yang berdampak pada perhitungan pendapatan investasi.
Pendapatan imvestasi dari 1 Januari hingga 31 Maret 2014 dihitung berdasarkan
persentase kepemilikan 70%, dan sejak 1 April hingga 31/12/2014 persentase
kepemilikan menjadi 56%. Perhitungan pendapata investasi adalah sebagai berikut
:
Pendapatan investasi 1/1-1/4/201470% x
600 jt x 3/12)
|
Rp. 105.000.000
|
Pendapatan investasi ¼-31/12 2014
|
|
-
Laba anak ¼ -31/12/2014 (56% x
600 jt x 9/12
|
Rp.252.000.000
|
-
Penurunan nilai goodwill (56% x
61.250.000)
|
(Rp. 34.300.000)
|
Pendapatan investasi 2014
|
Rp. 322.700.000
|
Investasi 31/12/2013
|
Rp. 8.582.875.000
|
Pelepasan saham
|
(Rp. 1.737.575.000)
|
Dividen
|
(Rp. 112.000.000)
|
Investasi 31/12/2014
|
Rp. 7.056.000.000
|
Disisi lain, laba kepentingan
nonpengendali dihitung secara proporsional berdasarkan perubahan persentase
kepemilikan nonpengendali.
Laba entitas anak 1/1- ¼ 2014 (30% x
600 jt x 3/12
|
Rp. 45.000.000
|
Laba entitas anak ¼- 31/12/2014 (44% x
600 jt x 9/12)
|
Rp. 198.000.000
|
Penurunan nilai goodwill (44% x
61.250.000)
|
(Rp. 26.950.000)
|
Laba kepentingan nonpengendali tahun
2014
|
Rp. 216.050.000
|
Kertas kerja konsolidasi untuk tahun yang berakhir
31/12/2014 pada kasus divestasi ditengah tahun berjalan disajikan pada peraga
7-5. Jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi disajikan sebagai berikut :
1. Pendapatan dari entitas anak dan dividen
entitas anak
Pendapatan dari PT.
Armenia Rp. 322.700.000
Dividen Rp.112.000.000
Investasi
dalam PT. Armenia Rp. 210.700.000
2. Alokasi
laba kepentingan nonpengendali
Laba
kepentingan nonpengendali Rp.216.050.000
Dividen Rp.88.000.000
Kepentingan
nonpengendali Rp.
128.050.000
3. Eliminasi saldo awal
Modal
saham Rp.8.000.000
Laba
ditahan Rp.4.100.000.000
Goodwill Rp.161.250.000
Investasi
dalam PT. Armenia Rp.6.845.300.000
Kepentingan
nonpengendali 1/1(30%) Rp.3.678.375.000
Kepentingan
nonpengendali ¼ (14%) Rp.1.737.575.000
Pelepasan saham oleh entitas induk
menyebabkan kepentingan nonpengendali bertambah. Karena divestasi terjadi
ditengah tahun berjalan, saldo kepentingan nonpengendali bertambah sebesar 14%.
Pertambahan saldo kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi adalah 14%
dari total kekayaan entitas anak pada tanggal tersebut, yakni :
Modal saham
|
Rp.8.000.000.000
|
Laba ditahan 1/1/2014
|
Rp 4.100.000.000
|
Laba entitas anak 1/1-1/4/2014
|
Rp. 150.000.000
|
Kekayaan entitas anak 1/4/2014
|
Rp. 12.250.000.000
|
Penambahan kepentingan nonpengendali-
kekayaan 14%
|
Rp. 1.715.000.000
|
Goodwill bagian kepentingan
nonpengendali 14% x 161.250.000
|
Rp.
22.575.000
|
Total penambahan kepentingan
nonpengendali
|
Rp. 1.737.575.000
|
4. Penurunan
nilai goodwill
Beban
operasi Rp. 61.250.000
Goodwill Rp.61.250.000
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah pembahasan dari materi yang ada maka dapat
disimpulkan kombinasi bisnis bertahap adalah sebuah pengambil alihan entitas
atau perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap oleh perusahaan induk baik
aset ataupun hutang perusahaan anak.
divestasi
adalah sebuah langkah perusahaan melepaskan saham dari perusahaan induk kepada
perusahaan maka semakin banyak perusahaan induk melakukan divestasi maka akan
semkin berpengaruh dalam hubungan perusahan induk dan anak,bahkan sampai
hubungan antara induk dan anak tidak terjadi lagi apabila divestasi dilakukan
secara penuh. Kedua langkah tersebut baik kombinasi bisnis bertahap maupun
divestasi merupakan langkah strategi dalam dunia bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar